ANAEROBIOSIS
PADA MUSKULUS
Kontraksi
otot secara garis besar terjadi melalui dua mekanisme, yaitu aerob dan anaerob.
Mekanisme anaerob pada kontraksi otot berlangsung pada dua menit pertama
sedangkan mekanisme aerob berlangsung setelah mekanisme anaerob. Seperti
jaringan hidup lainnya, otot juga memerlukan energi untuk berkontraksi. Kontraksi
otot membutuhkan ATP yang berlimpah. Ada 3 jalur yang dapat memasok ATP
tambahan selama kontraksi otot (Mader, 2001) :
- Mekanisme pembentukan ATP melalui respirasi aerobik
Mekanisme ini menggunakan sistem
transport elektron yang disebut fosforilasi oksidatif, proses ini terjadi
apabila tersedia oksigen yang cukup. Proses metabolisme aerobik selain
menghasilkan energi juga menghasilkan produk samping CO2 dan H2O.
Glikogen + ADP + Pi + O2 à CO2 + H2O + ATP
- Mekanisme pembentukan ATP melalui pemecahan kreatin fosfat
Sel-sel otot mengandung kreatin fosfat,
yang digunakan sebagai penyimpan pasokan fosfat berenergi tinggi. Kreatin
merupakan jenis asam amino yang tersimpan di dalam otot sebagai sumber energi.
Bentuk kreatin di dalam otot sudah terfosforilasi menjadi kreatin fosfat (PCr)
yang memiliki peran penting dalam proses metabolisme energi secara anaerobik
untuk menghasilkan energi. Saat istirahat, ATP di dalam mitokondria memindahkan
fosfatnya ke kreatin, sehingga terbentuk simpanan kreatin fosfat. Enzim kreatin
fosfokinase membantu pemecahan kreatin fosfat menjadi fosfat anorganik dan
kreatin. Fosfat anorganik yang dihasilkan dari proses pemecahan PCr ini melalui
proses fosforilasi dapat mengikat molekul ADP menjadi ATP dan memungkinkan
kontraksi berlanjut (Irawan, 2007; Ganong, 1995). PCr membawa ikatan fosfat
berenergi tinggi yang serupa dengan ATP, tetapi memiliki jumlah energi bebas
yang lebih tinggi dari ATP (jumlahnya tiga sampai delapan kali lebih banyak).
Ikatan energi tinggi kreatin fosfat mengandung kira-kira 8.500 kalori tiap mol
pada keadaan standar, dan sebanyak 13.000 kalori tiap mol pada keadaan di dalam
tubuh (38°C). Kombinasi energi dari ATP cadangan dan kreatin fosfat dalam otot
masih dapat menimbulkan kontraksi otot maksimal hanya untuk 5 sampai 8 detik
(Guyton dan Hall, 1997).
CP + ADP à
C + ATP
- Mekanisme pembentukan ATP melalui respirasi anaerobik
Ketika pasokan kreatin fosfat habis, sel
otot masih mampu memproduksi ATP secara anaerob yang terjadi dalam jalur
glikolisis. Glikolisis berarti memecah molekul glukosa menjadi dua molekul asam
piruvat. Proses ini memanfaatkan glukosa yang diperoleh dari glikogen otot atau
dari glukosa dalam aliran darah untuk menghasilkan ATP. Sistem glikolitik dapat
membentuk molekul ATP 2,5 kali lebih cepat dari mekanisme fosforilasi oksidatif
di mitokondria. Oleh karena itu, mekanisme glikolitik ini dapat digunakan
sebagai sumber energi yang cepat bila diperlukan banyak ATP untuk kontraksi dalam
waktu singkat. Sistem ini cepatnya
setengah kali lebih scepat dibanding sistem kreatin fosfat.
Glikogen/glukosa + ADP + Pi à ATP + asam laktat
Kelelahan Otot Rangka
Otot
rangka beradaptasi dengan anaerobiosis dengan peningkatan pengeluaran tenaga
melalui berbagai mekanisme anaerobik yang menghasilkan ATP. Selama anaerobiosis
yang parah, mekanisme ini terpakai dengan cepat dengan pembentukan asam laktat
meningkat. Massa otot yang merupakan salah satu produsen terbesar asam laktat
pada keadaan syok, dan selama defisiensi sirkulasi yang besar, otot dianggap
sebagai sumber utama simpanan tenaga dan akan terjadi katabolisme massa otot
akut. Amino berantai cabang dan keton dari otot digunakan untuk substrat bila
otot kekurangan glukosa. Kelelahan otot adalah kondisi yang diakibatkan oleh
kontraksi otot yang kuat dan lama. Kelelahan otot disebabkan oleh ketidak
mampuan proses kontraksi dan metabolik serat-serat otot untuk terus memberikan
hasil kerja yang sama dan dapat terjadi pada fase aerob maupun anaerob. Kontraksi
otot secara anaerobik akan menghasilkan produk akhir berupa asam laktat. Jadi,
aktifitas dengan intensitas submaksimal hingga intensitas maksimal akan
menyebabkan akumulasi asam laktat dalam otot dan darah. Respirasi anaerob hanya
dapat memasok ATP untuk waktu yang sangat singkat, karena mekanisme ini
menghasilkan asam laktat yang dapat menyebabkan kesakitan otot dan kelelahan.