Klasifikasi :
Kingdom
: Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Lamiales
Famili
: Oleaceae
Genus
: Jasminum
Species
: Jasminum sambac
Nama Lokal :
Jasmine (Inggris),
Jasmin (Perancis), Yasmin (Arab), Melati (Indonesia), Melur (Jawa), Malati
(Sunda), Malate (Madura), Menuh (Bali).
Deskripsi:
Melati (Jasminum sambac) termasuk tanaman yang
mempunyai banyak manfaat. Bunganya berwarna putih mungil dan berbau harum,
sering digunakan untuk berbagai kebutuhan. Bunga melati berbentuk terompet,
daunnya berbentuk bulat telur (oval, elips) dan berwarna hijau mengkilap. Melati,
dapat berbunga sepanjang tahun dan dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur
dengan ketinggian sekitar 600 atau 800 meter diatas permukaan laut dengan
paparan sinar matahari yang cukup. Melati dapat dikembangbiakkan dengan cara
stek. Tunas-tunas baru akan tampak setelah berusia sekitar 6 minggu.
Pengembangan budidaya melati paling cocok di daerah yang mempunyai suhu siang
hari 28-36ºC dan suhu malam hari 24-30ºC
Kandungan Kimia :
Kandungan penyusun
minyak melati adalah golongan ester, alkohol, keton, hidrokarbon, fenol, eter,
lakton, dan senyawa yang mengandung nitrogen (indol).
Manfaat:
Melati
dapat digunakan untuk menghentikan ASI yang keluar secara berlebihan, obat
sakit mata (mata merah atau belek), bengkak akibat sengatan lebah, demam, sakit
kepala, dan sesak nafas. Manfaat lain melati berasal dari senyawa aktifnya yang
dapat memberikan ketenangan, Professor Hanns Hatt dari Ruhr University
yang memimpin
penelitian tersebut
mengatakan, efek
tersebut sebenarnya
dimunculkan oleh
GABA. Senyawa
tersebut secara alami ada di otak, berfungsi untuk
meredakan
kegelisakan. Eksperimen tersebut membuktikan, efek GABA akan meningkat
ketika menghirup
wewangian. Dari
ratusan jenis wewangian yang dicoba, wangi melati paling efektif karena
mampu
meningkatkannya
hingga 5 kali lipat
atau setara
dengan obat penenang. Penelitian ini juga sekaligus memberikan
dasar ilmiah bagi aroma
terapi. Ketika dihirup, molekul-molekul wewangian membawa
sinyal-sinyal
tertentu ke bagian otak yang mengatur saraf dan emosi yakni sistem
limbik.
Terapi yang
menggunakan
wewangian untuk
berbagai tujuan
kesehatan ini cukup
populer, dan telah
digunakan sejak
zaman Mesir
kuno.
Melati putih
(Jasminum sambac) atau jasmine adalah
salah satu jenis
wewangian yang
paling digemari. Bunga ini diyakini memberikan banyak manfaat kesehatan
mulai dari
relaksasi hingga mengatasi berbagai masalah menstruasi dan
menopause.
Dibutuhkan
sedikitnya 5 juta bunga melati untuk mendapatkan sekitar 1 kg ekstrak murninya.
Oleh karena itu,
produk-produk parfum umumnya hanya menggunakan senyawa
sintetis untuk
menghadirkan aroma
mirip melati.
Filosofi
penggunaan bunga melati :
Melati
putih adalah salah satu dari bunga nasional Indonesia (ditetapkan secara resmi
melalui Undang-undang tahun 1990), dua bunga nasional lainnya adalah anggrek bulan dan padma raksasa. Makna penting melati putih dalam
budaya Indonesia sudah dikenal jauh lebih tua. Telah lama dikenal sebagai bunga
suci dalam tradisi Indonesia, melambangkan kesucian, keanggunan yang sederhana,
dan ketulusan. Ia juga melambangkan keindahan dalam kesederhanaan dan
kerendahan hati, karena meskipun bunga putih ini kecil dan sederhana, tetapi
wanginya harum semerbak. Bunga ini merupakan bunga yang paling penting dalam
upacara pernikahan bagi berbagai suku bangsa di Indonesia, terutama di Jawa. Kuncup bunga melati yang belum
sepenuhnya mekar biasanya dipetik, dikumpulkan dan dirangkai menjadi roncean
melati. Pada hari pernikahan, pengantin adat Jawa atau Sunda dihiasi roncean
melati yang membentuk jaring pembungkus konde, dan sebagian lainnya membentuk
rantai rumit ronsean melati yang menggantung dari kepala pengantin wanita.
Melati juga menghiasi keris pengantin pria, rangkaian ini disebut roncen usus-usus yang merujuk kepada bentuknya yang
menyerupai usus dan dikaitkan dengan legenda Arya Penangsang. Pengantin Makasar
dan Bugis juga menghiasi rambutnya dengan kuncup
melati yang disematkan ke rambut menyerupai butiran mutiara. Melati juga sering
dipakai sebagai bunga sesajen untuk hyang, arwah dan
dewa-dewa, terutama oleh umat Hindu Bali, melati juga sering digunakan sebagai
bunga taburan dalam upacara pemakaman atau ziarah makam.
Melati
memiliki makna luas dalam tradisi Indonesia yang merupakan bunga kehidupan,
keindahan, dan pernikahan, akan tetapi seringkali dikaitkan dengan arwah orang
yang telah wafat dan kematian. Dalam lagu dan puisi perjuangan Indonesia,
gugurnya bunga melati seringkali dijadikan perlambang gugurnya pahlawan yang
berkorban demi bangsa dan negara. Makna ini sangat mirip dengan gugurnya bunga
sakura dalam tradisi Jepang yang melambangkan gugurnya para pejuang.
Pada
upacara adat ini terdapat unsur bau-bauan
yaitu terdapatnya pemakaian bunga tujuh rupa (bunga melati, bunga mawar merah, bungan mawar putih, bunga kenanga, bunga kantil,bunga telon, ) dimana bunga yang digunakan
dalam grebek sekaten ini memiliki arti pesan. Bunga Melati melambangkan kesucian dan kemurnian. Secara
filosofis bunga melati menganjurkan seseorang jika berucap dan berbicara
hendaknya selalu mengandung ketulusan dari hati nurani yang paling dalam.
Secara lahir maupun batin, haruslah selalu sama, Filosofi lainnya adalah
seserorang yang menjalani segala sesuatu tidak asal bunyi, tidak asal-asalan.
Setiap orang melakukan segala kebaikan hendaklah melibatkan hati, tidak fisik
semata.
Sanggul rambut pada
pengantin wanita diisi dengan irisan daun pandan dan ditutup rajut bunga
melati. Perpaduan daun pandan dan bunga melati memancarkan keharuman yang
berkesan religius, sehingga pengantin diharapkan dapat membawa nama harum yang
berguna bagi masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
detik.com
Juliana, Riris. 2007. Prospek
Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih. Skripsi.
USU Repository.